Jakarta – Era digital yang serba cepat membuat kecantikan dan teknologi semakin tak terpisahkan. Artificial Intelligence (AI) bukan lagi sekadar teknologi canggih di balik layar, tetapi sudah menjadi bagian dari pengalaman beauty sehari-hari.
Dari fitur virtual try-on yang membantu memilih shade foundation hingga rekomendasi skincare berbasis analisis kulit, AI membuat rutinitas kecantikan jadi lebih personal dan efisien. Tak heran, banyak brand kecantikan mulai memanfaatkan AI sebagai strategi pemasaran, menawarkan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan sesuai dengan kebutuhan individu.
Lantas, bagaimana tren Beauty AI akan berkembang di lima tahun mendatang?
Menurut survey bertajuk Voice of the Industry yang dilakukan Euromonitor International terhadap lebih dari 1.200 industri di 97 negara, AI dianggap memiliki dampak terbesar terhadap teknologi kecantikan dan perawatan pribadi. Faktanya, 32% responden industri kecantikan dan perawatan pribadi melaporkan bahwa AI berdampak pada bisnis mereka dalam satu tahun terakhir.
Hampir separuhnya berencana untuk berinvestasi pada AI dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, 42% berencana menggunakan AI generatif untuk menganalisis data pelanggan guna mendapatkan saran belanja yang lebih cerdas.
Industri kecantikan sudah mulai merasakan dampak AI dalam diagnosis dan rekomendasi untuk perawatan kulit, perawatan rambut, serta kosmetik warna. Menurut prediksi Euromonitor, teknologi ini akan berpengaruh besar di pasar berkembang yang memiliki permintaan tinggi terhadap produk dermo-kosmetik, terutama di daerah dengan akses terbatas ke dokter kulit.
“AI memainkan peran krusial dalam perencanaan strategis, memungkinkan kita untuk berfokus pada keberlanjutan dan personalisasi. Konsumen kini semakin menginginkan produk yang dirancang khusus untuk mereka, dengan mempertimbangkan faktor seperti warna dan undertone yang sesuai dengan kebutuhan individu,” ujar Fernanda Soro, Global Marketing Manager of Sensient Beauty, dalam talkshow ‘The Future of Beauty with Wardah Beauty AI’ di Senayan City, Jakarta Selatan, Jumat (14/02/2025).
Penggunaan AI dalam industri kecantikan pun sudah banyak diminati di Indonesia. Wardah, sebagai brand kecantikan nomor satu di Asia Tenggara, menghadirkan inovasi terbaru berbasis kecerdasan buatan (AI).
Lewat Wardah Beauty AI, teknologi ini mampu memberikan rekomendasi warna makeup yang paling sesuai dengan karakteristik setiap individu, membuat pengalaman kecantikan jadi lebih presisi dan menyenangkan. Dengan lebih dari 200.000 data dalam database internal yang dipadukan dengan riset mendalam dari tim Research & Development, sistem AI Wardah dilatih untuk mengenali pola yang dipersonalisasi.
Teknologi ini mempertimbangkan berbagai faktor seperti warna kulit, kondisi kulit, dan preferensi individu untuk menghasilkan rekomendasi yang akurat. AI ini membantu pengguna menemukan shade complexion yang tepat, baik untuk foundation, lipstik, maupun produk dekoratif lainnya.
Bekerja sama dengan Pixie Lab, Wardah Beauty AI memperkenalkan berbagai inovasi menarik dalam acara Wardah Colourverse. Salah satu fitur unggulan, Wardah AI Personal Colour, memungkinkan pengguna melakukan analisis warna personal secara virtual.
Dengan teknologi ini, pengguna bisa menemukan warna makeup dan fashion yang paling cocok dengan tone kulit mereka, membuat pemilihan foundation atau lipstik jadi lebih mudah dan akurat. Menariknya, teknologi ini adalah yang pertama di Asia Tenggara.
Selain itu, Wardah juga menghadirkan beberapa inovasi lain, beberapa di antaranya:
– Robo Cushion & Perfect Complexion Finder: Teknologi ini membantu pengguna menemukan shade cushion yang paling sesuai dengan warna dan kondisi kulit mereka, sehingga hasil makeup tampak lebih natural dan flawless.
– Lip Machine: Fitur ini dapat menganalisis karakteristik wajah dan kulit untuk memberikan rekomendasi warna lipstik yang lebih personal dan sesuai dengan preferensi pengguna.
– AI Beauty Consultation: Wardah juga tengah mengembangkan fitur konsultasi berbasis AI yang memungkinkan konsumen mendapatkan rekomendasi produk secara interaktif, layaknya berkonsultasi langsung dengan beauty advisor.
Kehadiran teknologi Beauty AI tidak semata-mata akan menggantikan peran para pakar di bidang kecantikan seperti beauty consultant, beauty advisor ataupun makeup artist. Namun lebih sebagai pendukung atau alat bantu.
“Memang ada kekhawatiran tentang hal itu (AI menggantikan profesi manusia – red), tapi yang ingin ditekankan, teknologi ini hanya sebagai pendukung. Bukan pengganti. Bagaimanapun juga tetap memerlukan tangan manusia untuk mengoperasikannya. Saat mengembangkan Beauty AI ini pun kami juga melibatkan para pakar di bidangnya,” ujar Co-founder Pixie Lab & Genexyz Belinda Luis.
Kami Terbuka Untuk Kerjasama dan Kolaborasi, Silahkan Hubungi Kami Melalui Email